SUMBER : IVY SCHOOL
Merawat tanaman bukan tugas pak kebun saja.
Sejak awal berdiri pada 2004, Ivy School punya konsep pendidikan yang unik. Tidak seperti sekolah nasional lain yang berbahasa Indonesia, Ivy School justru menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantarnya. Murid dilatih aktif berbahasa Inggris selama berada di lingkungan sekolah, baik di dalam maupun luar kelas. Materi pembelajaran juga tidak murni memakai kurikulum nasional, melainkan di-combine dengan berbagai literatur pendidikan pilihan internasional.
Ivy sendiri merupakan akronim Indonesia’s Victorious Youth atau Generasi Pemenang Indonesia. Nama Ivy diambil dari daun yang tumbuh hijau di segala musim. Ivy bisa hidup di manapun, mulai selokan jalan sampai istana kerajaan. Tanaman ini merambat liar ke atas, melingkari pilar-pilar rumah dan melambangkan kehangatan keluarga. Ia juga sering ditanam dalam pot dan digantung sebagai simbol persahabatan.
Menurut pemilik Ivy School, Juli Indawati, pihaknya memvisikan bahwa semua guru, staf, murid sampai wali murid merupakan satu keluarga besar pembelajar. “Diharapkan, Ivy School bisa mengantar siswa untuk hidup tangguh dalam berbagai situasi dan kondisi, sekaligus punya nilai-nilai kekeluargaan yang kuat,” tutur Juli secara khusus pada Superkids Indonesia.
Untuk mencapai tujuan itu, sistem pendidikan Ivy School didukung bacaan-bacaan berkualitas dari pustaka Amerika. Buku cerita, buku pelajaran, majalah, dan komik impor pun tersedia di perpustakaan. Siswa bebas meminjam kapan saja. Meski begitu, semua pengajar di sini merupakan orang Indonesia asli. “Kami nggak pakai native teacher, melainkan guru lokal dengan kemampuan berbahasa Inggris yang bagus,” jelas Wakil Kepala Sekolah SD Ivy School Dewi Hanna Sri Wahyuli Siahaan SST.
Sekolah ini juga menggunakan standar tes berbasis online untuk mengukur kemampuan murid dalam berkomunikasi maupun bernalar. Tidak heran bila prestasi akademik siswa Ivy School sangat menonjol. Tiap tahun, murid kelas 5 bisa mengikuti ujian SAT (Scholastic Assessment Test), yakni tes standar untuk penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi AS. Saat kelas 11, mereka pun sudah bisa melanjutkan pendidikan ke luar negeri, terutama di sekolah-sekolah yang berafiliasi dengan Ivy School.
Untuk mendukung perkembangan siswa, ada berbagai program ekstrakurikluler yang ditawarkan. Mulai gym, basket, badminton, futsal, seni lukis, olah vokal sampai game creator. “Game creator ini menjadi salah satu usaha kami untuk mengurangi kecanduan anak pada game online. Daripada cuma main, gimana kalau bikin aja sekalian?” kata Hanna.
Keunikan lain yang jarang dimiliki sekolah-sekolah lain adalah penerapan green building. Meski bangunan Ivy Scholl terkesan megah dengan tiga lantai dilengkapi dekorasi pilar-pilar menyerupai kastil dalam dongeng, pemandangan tetap asri dan teduh dengan rimbunnya tanaman. Mereka menanam pohon anggur yang daunnya merambat dan buahnya menjuntai indah. Tidak jarang, guru mengajak murid-murid meninggalkan kelas dan membawa mereka belajar di taman sekolah. Tujuannya agar mereka bisa mengikuti pelajaran sambil menikmati suasana alam yang segar.
Dewi Kendarsih, guru yang bertanggung jawab terhadap masalah kesiswaan, bercerita bagaimana sistem hidroponik pun mulai diterapkan. Sebagai langkah awal, budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah sebagai lahan ini, dilakukan kalangan pengajar dulu. Selanjutya, semua murid akan dilatih berkebun dengan teknik hidropinik. “Biar suasana gedung jadi lebih segar, karena akan ada lebih banyak tanaman hijau di setiap lantai,” ujar Dewi.
Ivy School (www.ivyschool.sch.id)
Royal Residence B5-111, Raya Menganti, Wiyung, Surabaya
Telp 031-7510102, 031-7510103, E-mail: This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
HAFIDA INDRAWATI - http://www.superkidsindonesia.com/superschool-3749-konsep-green-building-di-ivy-school.html